18 Juni 2008

Sebuah pengantar

Bismillahirrahmanirrahim

Kita memang tidak pernah meminta dilahirkan di dunia yang fana ini. Kehendak Allah dan kasih sayang Nya lah yang membuat kita berkesempatan melihat indahnya dunia dan seisinya. Satu hal yang perlu kita ingat, hidup di dunia ini hanya sementara. Istilah orang Jawa : "Urip kuwi mung mampir ngombe !" (Hidup itu hanya berhenti sejenak untuk meredakan dahaga). Suatu saat nanti kita akan kembali pada Sang Pencipta, Penguasa Alam Semesta.

Nah, saat ini kita masing-masing telah berada di satu titik antara kelahiran dan kematian. Kalo kita menggunakan ilmu matematika dasar : garis adalah himpunan titik-titik yang teratur, yang mempunyai ukuran tertentu, maka kita ibarat sedang meniti titik-titik itu menuju akhir garis kehidupan kita. Tidak seorang pun dari kita di mana titik terakhir itu berada, mungkin jauh atau juga dekat, hanya Allah Yang Mahamengetahui. Kita sebagai manusia yang diciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangan hanya bisa berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan hidup.

Kebahagiaan adalah istilah abstrak yang menggambarkan suasana jiwa dan raga mendapatkan kenikmatan. Gambaran kebahagiaan bagi setiap kita mungkin berbeda-beda. Ada yang bahagia bila semua kebutuhannya terpenuhi, ada pula yang bahagia bila melihat/mendengar orang lain bahagia. Namun di jaman yang semakin sulit ini, semakin banyak pula orang yang berbahagia di atas penderitaan orang lain. Maksudnya bisa saja bahagia tanpa peduli dengan penderitaan orang lain atau bahagia ketika bisa membuat orang lain menderita. Na-udzubillahi min dzalik !

Sebagaimana kehendak Allah menghidupkan manusia di dunia ini, tentulah semua definisi tentang hidup dan kehidupan ini sepantasnya merujuk pada referensi yang Dia turunkan untuk manusia. Setiap periode jaman dalam kehidupan manusia, Allah mengutus seorang atau beberapa manusia dengan membawa referensi itu. Utusan Allah itu kita sebut nabi/rasul dan referensi itu kita sebut kitab. Nabi/rasul akan menggunakan kitab sebagai referensi hidup bagi dirinya, selanjutnya manusia belajar dari nabi/rasul bagaimana hidup dengan merujuk pada kitab Allah. Demikian pula kita yang ditakdirkan lahir di akhir jaman, merujuk pada Al Qur-an dan perikehidupan Rasulullah Muhammad SAW. untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki.

Kehidupan memang tidak selalu mudah, walaupun Allah menjanjikan perputaran senang-susah, bahagia-derita, menang-kalah sebagai bagian dari dinamika kehidupan, namun terkadang diri kita sulit untuk menerima dan menjalani kesusahan, penderitaan dan kekalahan dalam sebagian dari hidup kita. Bukan sesuatu yang aneh memang, bahkan manusiawi, karena Allah menciptakan manusia dengan sifatnya berkeluh-kesah. Ada bagian baik dari diri kita (ketakwaan) dan ada bagian buruk dari kita (ke-fujur-an). Nah, inilah yang bisa kita gunakan, selain fisik dan kecerdasan yang memang sudah diberikan gratis oleh Allah, untuk mewujudkan kebahagiaan hidup dunia-akhirat. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung !


Tidak ada komentar: